Feeds:
Posts
Comments

20062012

Walau kadang tidak dipercaya dan dipermalukan, tanah yang saya junjung saya hargai, saya menghormati olokan dan kritikan kepada saya atau teman saya, asalkan teman saya menerima. Sangat disayangkan bila semua harus tunduk pada ego masing2 tanpa ada rencana membangun sesuatu yang baik, ceria, sehat, dan menentramkan. Pencapaian ini diperoleh dengan menanam sikap toleransi, kepemimpinan, pendengar yang detail, dan paham sejelas crystal.

Sejenak merenungkan semua gejolak yang terjadi bukan hanya membuat ini jadi semakin ironi, tapi permainan menutupi kebohongan sebagai ajang menyelamatkan diri. Kepatuhan pada pembuat aturan sebagai kepala suku tertinggi dan yang paling dituruti oleh rakyat jelatanya harus diiringi dengan lapang hati, taat pada aturan sendiri, menghormati sesuatu yang dimufakati bersama. Itu mutlak harus dimiliki bahwa kejadian sebelumnya merupakan arena tontonan yang jelas dan ajang word to mouth yang sangat laku dipasaran umum.

Kekacauan pola pikir dan penyempitan batas pada tutur kata, serta pengkerdilan harga diri atas kemampuan tapi tidak diimbangi dengan tanggung jawab. Hal termudah melampaui “lari dari” masalah adalah pura2 bodoh agar terlihat sempurna, pemaafan yang diberikan dari seseorang yang bijak dan arif. Sedang pengkritik terus saja membuat alasan yang dinilai cukup rasional untuk membuat kesalahan kecil menghapuskan kebaikan yang telah dijaga berminggu-minggu, bulan, bahkan tahun-puluhan tahun. Kritik bersifat asusila dan tanpa bukti yang cukup karena sifat merasa mengetahui segalanya menjadi pembenar atas kalimat yang dilontarkan.

Tuli, buta, dan bisu dilakukan agar selamat, tetapi skup yang diselamatkan hanyalah penutup kenikmatan busuk yang telah dilakukan, hukuman yang terlalu ringan, ajang cabik mencabik kebenaran, kepolosan, kejujuran seseorang.

Kata-kata tajam membunuh martabat dan harga diri, khususnya pemikiran dasar seseorang untuk berpolah tingkah. Penerjemahan yang sepihak membuat segalanya menjadi benar sesaat, penerjemahan berkelompok pun hanya akan diterima di tempat kelompok itu berdiri, lari, tidur, lompat, loncat, dan bangun di kenyataan.

Impian mengurangi kacelakaan kerja adalah bunga mimpi kita semua. Selain menjaga keselamatan, team K3 juga diharap bisa memunculkan kenyamanan kerja. Nyaman di sini adalah bentuk subjektif yang berkelompok dalam scoop yang lebih luas, makro. Tidak pengertian satu dua grup.

1. Menciptakan budaya awas dalam waktu kerja. Awas, Hati-hati, Bahaya, Peringatan.. Kadang sering dilupakan oleh pekerja. Maka dari itu memunculkan budaya saling mengingatkan adalah penting untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja sampai prosentase 0%
2. Memberikan tulisan-tulisan yang memberi efek memberi pengertian alam bawah sadar masing-masing pekerja. Mungkin terdengar ekstrim. Tetapi walau sudah diberi peringatan masih saja ada terlepas dipemikiran beberapa orang. Contoh, Saling mengingatkan bahaya itu baik. Awas terpeleset lantai licin. Awas gagar otak, lantai licin. Awas anggota badan tangan sering terpotong disini 2 minggu sekali.
Ini semacam menakut-nakuti tapi bisa berefek jera bahkan bisa menjadi sangat jera sehingga pekerja minta mutasi ke lain departemen atau langsung tanda tangan surat pengunduran diri.
Bagi yang agak Kepala Batu, batu tersebut bisa lunak. Tapi bagi yang Kepala Tahu, bisa pecah Tahunya karena tidak tahan tekanan kata-kata yang membuat stress pikiran. Karakter yang berbeda ini membuat pusing bagi penerapan kata, kata yang tepat untuk orang yang tepat. Right Shout to Right Man.
3. Budayakan minum air yang banyak.
Air minum biasanya disediakan oleh pemberi kerja. Kekurangan cairan dalam tubuh bisa membuat seseorang dehidrasi atau paling tidak hilang konsentrasi. maka dari itu bertapa lah untuk mencapi konsentrasi maksimal. Tapi kehilangan konsentrasi saat kerja bisa fatal.
4. Boleh begadang tapi jangan mengantuk saat kerja.
Mengatuk apalagi mabuk alkohol saat kerja bisa sangat berbahaya. Selain seringnya begadang, atau nonton sepak bola yang sangat seru untuk dilewatkan, atau suka chit-chat sambil ngopi. Bisa membawa dampak penurunan produktifitas kerja. Selain itu menumbulkan resiko kecelakaan kerja. Maka dari itu pemikiran panjang atas masa depan kita ditentukan pula seberapa pulas tidur kita. Karena tidur itu tidak perlu panjang durasinya, tapi pulas dan nyenyak adalah kuncinya, bangun pagi menghirup udara segar, bangun badan bugar, penuh senyum ikhlas bahagia. Hidup juga tambah berkualitas.
5. Lakukan apa yang anda kuasai.
Berusaha menyetir forklift sedang anda tidak bisa mengopersikannya bagai menancapkan garpu pada balon kehidupan anda dan orang lain. Selain resiko perbuatan menimbulkan cacat berat atau kematian karena lalai. Anda juga merugikan tulang punggung pencarian keluarga atau orang lain. Kalau dihukum anda juga akan kesusahan, selain hukum nasional, hukum adat, dibenci masyarakat, SKCK ada catatan hitam berimbas pula pada stigma masyarakat anda pembunuh berdarah dingin walau suhu tubuh rata-rata 36•derajat Celcius. Akan jadi apa bila berawal coba-coba tanpa perhitungan resiko. Lakukan terbaik pada bidang anda.
6. Pengembangan ilmu pengetahuan.
Berasal dari Lingkungan yang mendidik anda. Tapi harus anda selingi dengan membaca buku-terkait dengan pemicu semangat bekerja anda. Karena dalam buku itu ada masalah dan pengalaman penyelesaian/usaha menjawab masalah, baik kajian teori maupun praktik di lapangan.

Perlahan tapi pasti imajinasi mengurangi resiko kecelakaan kerja terwujud, bisa dari berbagai aspek.
Pekerja diganti Robot, Kejahatan meningkat.
Memang segala ada sebab, sumber sebab, penanggung jawab dan akibatnya. Maka apa imajinasi dari anda untuk mengurangi (membuat nol persen!!) kecelakaan kerja?

Mohon maaf karena penciptaannya berbahasa jawa retro dan jawa timuran serta urutannya jadi tidak alfabetis. It’s Just For Fun. Dilarang digunakan untuk memojokan, menghina, menyumpahi, melaporkan kami dengan pasal 310 KUHP, atau menyindir orang lain tanpa alasan konstruktifis yang sistematis.
Mohon maaf pula bila ada subjek hukum yang merasa dilecehkan atau dicurangi, karena sifatnya entertaint murni, maka kami sekali lagi mohon maaf apabila ada yang merasa tersinggung, karena tiada niat untuk menjelek-jelekkan suatu subjek hukum tertentu.
Sebagian besar kata adalah sumbangan dari Bp. Vijriono Hari Sucahyo,SKM (Sarjana Kakean Motokopy)..

Berikut, silakan disimak..

Anjar :: Anak Kurang Ajar
Sopan :: Sopo-sopo Mapan
Beni :: Bencong Masa Kini
Kalem :: Sakkal Gelem
Konsultan :: Kongkonan é wong kesulitan
Biyuh :: Babi Nguyuh
Macho :: Maju congor é ; mangan choklat ; Mak Chomblang
Buser :: Butak Seru!
Umar :: Untung Masih Ada Rambutnya
Sendu :: Seneng duit
Meriang :: Merindukan Kasih Sayang
OSIS :: Ojo diSenggol Iki Susu
Jamu :: Jaga Mulut
Jahat :: Jaga Hati
Danton :: Komandan Pleton
Danru :: Komandan Regu
Dancuk :: Komandan Pucuk
Lugu :: Lucu tur Guoblok
Cepu Lumajang :: Cepitan Pupu Lumah-lumah nang Ranjang
Perbakin :: Perkumpulan Botak Kinclong
Su :: Baik
Sucahyo :: Sinar yang baik ; susah dipercoyo
Sutopo :: Diam itu baik
ABS :: Asal Bapak Senang
UUD :: Ujung-Ujungnya Duit ; Matrek!!
Wajar :: Waria Kurang Ajar
Cahyono :: Cah Koyo Nongko
Sedho :: sekso ne wes tiòdhò
Matek :: Nikmat è wes enthek
Bongko :: Dibong nang Nroko
Kodok :: Teko-teko Ndodok
Kedokteran :: Keduk-Keduk Kotoran
PUNK :: People United Not Kingdom
Preman :: Dari kata freeman;Prei Mangan
Pitulas Pindo :: Untu Telas, Pipi Kendo
Gajah diblangkoni :: Iso Khotbah, Ora iso ngelakoni
Pitnah :: Kecepit Barang Gak Nggenah
UGM :: Universitas Gresik Mawon
UnAir :: Universitas Air Mancur
ABM :: Akademi Bakul Mas
Unisba :: Universitas Balitar – Jawa Timur
Sumur :: Susu Dijemur
Susno Duaji :: Susu Nongol Dua Biji
Petinju :: Pelit (tangan e nggegem)
FIT :: Frekuensi Intensitas Timing
Duso :: Adu Roso
Mandor Kawat :: Mangan Kendor Kerja Kuat
SH LLM :: Susah Hidup Lama-Lama Mati
MKn :: Magister Kakean Nyatet
MHum :: Magister Humor
FISIP :: Fakultas Ilmu Sirep dan Ilmu Pelet
STIH :: Sekolah Tinggu Ilmu Hitam
Untag :: Universitas Tambah Goblog (eh, ora tambah pinter maksud e)
Generik :: Gègèr e penuh kérikan (masuk angin)
Sobat :: Soto Babat
RUPS :: Rapat Umum Penendang Saham

“Kathok Mlorot sopo sing ngunjuk ne?”
(Diunjuk ne dw)

Harapan kami semoga pembaca tertawa dan menghilangkan sedikit penat beban kerja anda sehingga anda sekalian bisa sedikit merasa bahagia.
Dan jangan lupa cantumkan nama tags di atas apabila anda sekalian mau mengCopy-Paste. And leave a reply,please…
Hidup Indonesia. Bhineka Tunggal Ika. NKRI Harga Mati!

Uang Tip

Sering kali kita memberikan uang tip kepada seseorang atas apa yang telah atau apa yang akan seseorang lakukan agar bersemangat.
Apakah ini termasuk tindakan penyuapan terkadang kita blur atau sengaja mengkaburkan posisi hukum dari uang ini pakah halal atau tidak, sedangkan unsur yang dapat menyatakan halal atau tidak belum kita kuasai secara hukum positif (berlaku).
Mempelajari hukum itu susah-susah gampang, artinya susah-susah dahulu di teori dan praktiknya tetapi pada akhirny bila kita sudah memahami mungkin akan mudah. Jalan yang akan dilewati akan terang dengan sendirinya.
Uang tip baik untuk seseorang yang bekerja pada badan pemerintahan oke-oke saja selama tidak ketahuan. Lucu, memang.
Uang tidak dapat ditampik dari hidup seseorang yang hidup untuk membiayai orang lain atau untuk menukarkan kebutuhan atau kemauan.
Baiklah ini mungkin mulai kontroversi tapi ini pernahkah kalian rasakan atau pernah kita alami di berbagai tempat. Barter atau dengan nominal uang, boleh saja.

Terima kasih sudah menyimak sedik catatan saya.
“Uang bukan segalanya, tapi segalanya bisa butuh uang”

SISTEM KEBUDAYAAN ISLAM

SISTEM KEBUDAYAAN ISLAM

Disusun oleh:
Kelompok
6

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2007

BAB I

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Islam sudah mulai berkembang lagi sejak abad ke-7 dan berkembang secara pesat ke seluruh dunia dari waktu ke waktu. Dalam penyebarannya secara otomatis Islam telah meletakkan nilai-nilai kebudayaannya.
Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil olah akal,budi,rasa,dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.
Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada nafsu hewani,sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau perdaban Islam.

1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep Kebudayaan dalam Islam?
b. Bagaimana Sejarah Intelektual Islam?
c. Bagaimana Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam?
d. Bagaimana Nilai-Nilai Islam dalam Budaya Indonesia ?

BAB II

2. Pembahasan
2.1 Konsep Kebudayaan dalam Islam
Dari segi etimologis, kata kebudayaan adalah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sansekerta buddhi yang berarti intelek (pengertian). Kata buddhi berubah menjadi budaya yang berarti “yang diketahui atau akal pikiran”. Budaya berarti pula pikiran, akal budi, kebudayaan, yang mengenai kebudayaan yang sudah berkembang, beradab, maju (Poerwadarminta,1982:157).
Dari pengertian budaya di atas, dapat diutarakan dengan bahasa lain bahwa kebudayaan merupakan gambaran dari taraf berpikir manusia. Tinggi-rendahnya taraf berpikir manusia akan terlihat pada hasil budayanya. Kebudayaan merupakan cetusan isi hati suatu bangsa, golongan, atau individu. Tinggi-rendahnya, kasar-halusnya pribadi manusia, golongan, atau ras, akan terlihat pada kebudayaan yang dimiliki sebagao hasil ciptaannya. Maka dapat juga dikatakan bahwa kebudayaan merupakan orientasi dan pola pikir manusia, golongan, atau bangsa. Kebudayaan merupakan suatu konsep yang sangat luas ruang lingkupnya. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang timbulnya suatu kebudayaan itu sendiri. Dawson (1993:57) memberikan empat faktor yang menjadi alasan pokok yang menentukan corak suatu kebudayaan, yaitu faktor geografis, keturunan atau bangsa, kejiwaan, dan ekonomi.
Dalam Islam , memang tidak ada suatu rumusan yang kongkret mengenai suatu kebudayaan. Berkaitan dengan masalah kebudayaan. Islam memberi kerangka asas atau prinsip yang bersifat hakiki atau esensial. Dengan kata lain, Islam hanya memberikan konsep dasar yang dalam perwujudannya tergantung pada pemahaman pendukungnya.Dalam keadaan atau waktu yang berbeda, esensinya diwujudkan oleh aksidensi yang sangat ditentukan oleh aspek ekonomi, politik, sosial budaya, teknik, seni, dan mungkin juga oleh filsafat.
Ciri-ciri yang membedakan antara kebudayaan Islam dengan budaya lain, diungkapkan oleh Siba’i bahwa ciri-ciri kebudayaan Islam adalah yang ditegakkan atas dasar aqidah dan tauhid, berdimensi kemanusiaan murni, diletakkan pada pilar-pilar akhlak mulia, dijiwai oleh semangat ilmu (Zainal, 1993:60).
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudyaan Islam dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi, cipta, karya, karsa, dan rasa manusia yang bernafaskan wahyu ilahi dan sunnah Rasul. Yakni suatu kebudayaan akhlak karimah yang muncul sebagai implementasi Al-Qur’an dan Al-Hadist dimana keduanya merupakan sumber ajaran agama Islam, sumber norma dan sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Dengan demikian kebudayaan Islam dapat dipilah menjadi tiga unsure prinsipil, yaitu kebudayaan Islam sebagai hasil cipta karya orang Islam; kebudayaan tersebut didasarkan pada ajaran Islam; dan merupakan pencerminan dari ajaran Islam.
Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan tidak dapat terpisah satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, sebagus apapun kebudayaannya, jika itu bukan merupakan produk kaum Mslimin tidak bias dikatakan dan diklaim sebagai budaya Islam. Demikian pula sebaliknya, meskipun budaya tersebut merupakan produk orang-orang Islam, tetapi substansinya sama sekali tidak mencerminkan norma-norma ajaran Islam. Dengan kata lain, Al-Faruqi (2001) menegaskan bahwa sesungguhnya kebudayaan Islam adalah “Kebudayaan Al-Qur’an“, karena semuanya berasal dari rangkaian wahyu Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW pada abad ketujuh. Tanpa wahyu kebudayaan Islami Islam, filsafat Islam, hukum Islam, masyarakat Islam maupun organisasi politik atau ekonomi Islam.

2.2 Sejarah Intelektual Islam
Ada banyak faktor penyebab proses pertumbuhan peradaban Islam. Namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua faktor penyebab tumbuh berkembangnya peradaban Islam, hingga mencapai lingkup mondial, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor pertama (internal) berasal dari dalam norma-norma atau ajaran Islam sendiri.
Faktor kedua(eksternal) pada hakikanya merupakan implikasi dari faktor pertama. Motivasi internal yang begitu kuat telah mengkristal dalam kehidupan umat Islam sejalan dengan perkembangan sejarah, dan nilai-nilai atau norma-norma ajaran Islam menjiwai dalam setiap kehidupannya.
Tonggak-tonggak sejarah peradaban Islam, tak pernah lepas dari sejarah intelektual Islam. Untuk memahami dengan baik perkembangan tersebut, idealnya diperlukan pemehaman yang memadaitentang periodisasi sejarah perkembangan Islam. Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution, dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat dikelompokkan ke dalam tiga masa, yaitu: masa klasik antara 650-1250 M, masa pertengahan antara tahun 1250-1800 M, dan masa modern antara tahun 1800 sampai sekarang.
Pada masa klasik, lahir ulama’ mahzab, seperti: Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi’i , dan Imam Maliki. Sejalan dengan itu lahir pula filosof muslim pertama,Al-Kindi 801 M. Diantara pemikirannya, ia berpendapat bahwa kaum Muslimin menerima filsafat sebagai bagian dari kebudayaan Islam. Selain, Al-Kindi, pada abad itu lahir pula filosof besar seperti: Al-Razi (865 M) dan Al-Farabi (870 M). keduanya dikenal sebagai pembangun agung sistem filsafat. Pada abad berikutnya, lahir filosof agung Ibn Miskawaih 930 M. Pemikirannya yang terkenal tentang pendidikan akhlak. Kemudian Ibn Sina tahun 1037 M, Ibn Bajjah tahun 1138 M, Ibn Tufail tahun 1147 M,dan Ibn Rusyd tahun 1126 M.
Masa pertengahan dalam catatan sejarah pemikiran Islam masa kini, merupakan fase kemunduran karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat. Pengaruhnya masih ada sampai sekarang. Sebagai pemikir muslim kontemporer sering melontarkan tuduhan pada Al-Ghazali sebagai orang pertama yang menjauhkan filsafat dari agama. Sebagaimana tertuang dalam tulisannya “Tahafut al-Falasifah” (Kerancuan Filsafat). Tulisan Al-Ghazali dijawab oleh Ibn Rusyd dengan tulisan Tahafut al-Tahafut (Kerancuan di atas kerancuan).

2.3 Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam
Dalam sejarah perkembangan Islam, Masjid memiliki fungsi yang sangat vital dan dominant bagi kaum Muslimin, di antaranya:
1. Mesjid pada umumnya dipahami masyarakat sebagai tempat ibadah khusus, seperti sholat.
2. Sebagai “prasasti” atas berdirinya masyarakat Muslim. Jika dewasa ini bendera sebagai simbol sebuah Negara yang telah merdeka, maka kaum Muslimin pada tempo dulu jika berhasil “menaklukkan” sebuah Negara, mereka menandainya dengan membangun sebuah masjid sebagai pertanda bahwa wilayah tersebut menjadi bagian dari “Negara Islam” (Shini,T.T:158)
3. Masjid merupakan sumber komunikasi dan informasi antar warga masyarakat Islam.
4. Di zaman Nabi SAW masjid sebagai pusat peradaban.
5. Sebagai simbol persatuan umat Islam.
6. Sebagai pusat gerakan.
Di Masjid kaum tua-muda Muslim mengabdikan hidup untuk belajar ilmu-ilmu Islam, mempelajari Al-Qur’an dan Al-Hadist , kritisme, tafsir, cabang-cabang syariat, sejarah, astronomi, geografi, tata bahasa, dan sastra arab.

2.4 Nilai-Nilai Islam dalam Budaya Indonesia
Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya. Karena Islam berasal dari jazirah Arab, maka Islam masuk ke Indonesia tidak terlepas dari budaya Arabnya.
Kedatangan Islam dengan segala komponen budayanya di Indonesia secara damai telah menarik simpati sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari situasi politik yang tengah terjadi saat itu.
Dalam pandangan Nurcholis Majid (1988:70) bahwa daya tarik Islam yang pertama dan utama adalah besifat psikologis, Islam yang secara radikal bersifat egaliter dan mempunyai semangat keilmuan merupakan konsep revolusioner yang sangat memikat dalam membebaskan orang-orang lemah (mustadh’afin) dari belenggu hidupnya.
Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia, para da’i mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh Wali Songo di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah SWT itu dalam mengemas ajaran Islam dengan bahasa budaya setempat sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

BAB III

3. Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Kebudayaan yang Islami adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya manusia tang tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan. Hasil olah yang universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Dalam perkembangannya, perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan diri manusia sendiri. Di sinilah, agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab.
2. Pada masa klasik hidup ulama mahzab dan filosuf-filosuf besar dan agung.
3. Masjid selain sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai salah satu simbol bagi Islam, tempat pusat komunikasi dan informasi, tempat belajar tentang ajaran Islam.
4. Nilai Islam yang beraroma Negara Arab secara tidak langsung masuk meresap ke dalam budaya Indonesia,seperti ejaan,kebiasaan,dsb.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Dosen PAI UNM.2006.Reorientasi Pendidikan Islam: Menuju Pengembangan Kepribadian Insan Kamil.Malang:Hilal Pustaka

2. Tim Dosen PAI UB.2006.Buku Daras Pendidikan Agama Islam.Malang:PPA UB

3. Gazalba,Sidi.1975.Mesjid: Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam.Jakarta:Pustaka Antara
FA_HUK